Tentang Sifat dan Kepribadian Orang Minang

Tentang Sifat dan Kepribadian Orang Minang

17/02/2024 General 0
Sifat dan Kepribadian Orang Minangkabau - Positif Negatif, Baik Buruk, Bagus dan Jelek

Minang atau lengkapnya Minangkabau yang mayoritasnya berasal dari Sumatera Barat, merupakan suatu suku, atau etnik yang ada di negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI), yang mempunyai ciri khas adat istiadat serta sifat karekteristik yang unik.

Telah satu tujuan khusus adat Minang adalah membentuk individu yang berbudi luhur, manusia yang berbudaya dan manusia yang beradab.

Dari manusia-manusia yang beradab itu di harapkan akan melahirkan suatu masyarakat yang aman dan damai sehingga memungkinkan suatu kehidupan yang sejahtera dan bahagia di dunia dan akhirat yakni suatu masyarakat yang aman damai dan selalu berada dalam lindungan Allah S.W.T.

BACA : Resiko Menikah Dengan Orang Padang

Untuk mencapai masyarakat yang sedemikian, diperlukan manusia-manusia dengan sifat-sifat dan watak tertentu. Sifat-sifat yang ideal itu menurut adat Minang antara lain, sebagai berikut:

1) HIDUIK BARAKA, BAUKUE JO BAJANGKO.

Hiduik artinya hidup
Baraka artinya berfikir
Baukue jo Bajangko artinya berukur dan berjangka.

Dalam menjalankan hidup dan kehidupan, orang Minang dituntut untuk selalu memakai akalnya. Berukur dan berjangka artinya harus mempunyai ” rencana yang jelas dan perkiraan yang tepat”.

Kelebihan manusia dibandingkan dengan haiwan dan tumbuh-tumbuhan adalah kerana manusia mempunyai tiga alat vital yang mempunyai kekuatan besar apabila digunakan secara tepat dalam menjalankan hidupnya, iaitu otak, otot dan hati. Dengan otak, manusia dapat berfikir untuk memanfaatkan alam untuk hidup dan kehidupannya. Dengan otot, manusia dapat menggerakkan benda-benda alam dari satu tempat ke tempat lain. Dengan hati, manusia dapat memahami manusia lain dengan mengembangkan perasaan dan hati nuraninya.

Dengan mempergunakan akal fikiran dengan baik, manusia antara lain akan selalu waspada dalam hidup, seperti dalam pepatah berikut:

Dalam awal akhir terbayang
Dalam baik ingatlah buruk
Dalam tawa tangis menghadang
Hati ria hutang kan tumbuh

Dengan berfikir jauh ke depan, kita dapat meramalkan apa yang bakal terjadi sehingga tetap selalu waspada.

Alun rabah lah ka ujuang
Alun pai lah babaliak
Alun di bali lah bajua
Alun di makan lah taraso

Dalam merencanakan sesuatu pekerjaan, difikirkan lebih dahulu sematang-matangnya dan secermat-cermatnya. Pendek kata dibuat rencana yang mantap dan terinci.

Di hawai sahabih raso
Dikaruak sahabih gaung

Dalam melaksanakan suatu pekerjaan, perlu dilakukan sesuai dengan urutan prioritas yang sudah direncanakan, seperti kata pepatah:

Mangaji dari alif
Babilang dari aso

Dalam melakukan sesuatu, haruslah mempunyai alasan yang masuk akal dan boleh dipertanggungjawabkan. Jangan asal berbuat tanpa berfikir:

Mancancang balandasan
Malompek basitumpu

Bajalan ba nan tuo
Balayie ba nakhodo
Bakato ba nan pandai

Pepatah di atas mengisyaratkan bahawa nenek moyang kita telah lebih dahulu memahami pola organisasi modern yang akan di lalui dalam membuat sesuatu keputusan dalam kehidupan. Cubalah renungkan…

Masih banyak diantara kita yang tidak punya cita-cita hidup. Namun kalau ada yang punya cita-cita, tetapi tidak tahu bagaimana cara yang harus ditempuh untuk mencapai cita-cita itu.
Nenek moyang kita ribuan tahun yang lalu sudah tahu apa yang ingin dicapainya dalam hidup ini dan sudah tahu pula cara apa yang harus di tempuh untuk mencapai cita-cita itu. Cubalah kita hayati pepatah berikut:

Nak kayo kuek mancari
Nak tuah bertabur urai
Nak mulie tapeti janji
Nak namo tinggakan jaso
Nak pandai kuek balaja

Salah satu syarat untuk dapat diterima dalam pergaulan ialah bila kita dapat membaca perasaan orang lain secara tepat. Dalam zaman sekarang hal ini di kenal dengan ilmu empati, iaitu dengan mencuba mengadaikan kita sendiri dalam posisi orang lain. Bila kita berhasil menempatkan diri dalam posisi orang lain, maka tidak mungkin kita akan memaksakan keinginan kita pada orang lain. Dengan cara ini banyak konflik batin yang dapat dihindari. Pepatah mengajarkan dengan tepat sebagai berikut:

Elok dek awak Yang elok menurut kita
Katuju dek urang (Namun juga) disukai orang lain.

Segala sesuatu yang menurut fikiran sendiri adalah baik, belum tentu dianggap baik pula oleh orang lain. Rambut sama hitam tetapi fikiran adalah berbeza-beza.

Nenek moyang orang Minang telah lama menyakini bahwa “perencanaan yang matang” adalah salah satu unsur yang sangat penting untuk melaksanakan sesuatu pekerjaan. Pepatah berikut meyakinkan kita akan kebenarannya:

Balabieh ancak-ancak
Bakurang sio-sio
Diagak mangko diagieh
Dibaliek mangko dibalah
Bayang-bayang sepanjang badan ( Beban jangan lebih dari kemampuan)
Nan babarieh nan dipahek
Nan baukue nan dikabuang
Jalan nan luruih nan ditampuah
Labuah pasa nan dituruik

Di garieh makanan pahat
Di aie lapehkan tubo
Tentang sakik lakek ubek
Luruih manantang barieh adat

Sekiranya dalam teori pengurusan moden digunakan : Planning, Organizing, Coordinations and Control maka adat Minang mengajarkan kita menempuh hidup sesuai dengan pepatah ini:

Hiduik baraka – baukue jo bajangko
Hidup berfikir – berukur dan berjangka

2) MALU JO SOPAN / BASO BASI

Adat Minang mengutamakan sopan santun dalam pergaulan. Budi pekerti yang tinggi menjadi salah satu ukuran martabat seseorang. Etika pula menjadi salah satu sifat yang harus di miliki oleh setiap individu Minang.

Adat Minang ada menyebut:

Nan kuriak iyolah kundi
Nan merah iyolah sago
Nan baiak iyolah budi
Nan indah iyolah baso

Kuek rumah dek basandi
Rusak sandi rumah binaso
Kuek bangso karena budi
Rusak budi bangso binaso

Adat Minang sejak berabad-abad yang lalu telah memastikan bila moraliti suatu bangsa sudah rosak, maka lambat laun bangsa itu kelak akan binasa yakni akan hancur ditelan sejarah.

Adat Minang telah mengatur dengan jelas tata kesopanan dalam pergaulan, kita cuma tinggal mengamalkannya…. Pepatah ada menyebut:

Nan tuo dihormati
Nan ketek disayangi
Samo gadang bawo bakawan
Ibu jo bapak diutamakan

Budi pekerti termasuk salah satu sifat yang dinilai tinggi oleh adat Minang. Begitu pula rasa malu dan sopan santun, termasuk sifat-sifat yang diwajibkan dipunyai oleh orang-orang Minang…..

Dek ribuik rabahlah padi
Di cupak Datuk Tumangguang
Hiduik kok tak babudi
Duduak tagak kamari cangguang

Gugur papaya karena binalu
Tumbuh serumpun ditepi tebat
Kalau habis rasa dan malu
Bagaikan kayu longgar pengikat

Kehidupan yang aman dan damai menjadi idaman adat Minang. Oleh itu, selalu diupayakan menghindari kemungkinan timbulnya perselisihan dalam pergaulan. Budi pekerti yang baik, sopan santun dalam pergaulan sehari-hari diyakini akan menjauhkan kita dari kemungkinan timbulnya sengketa. Budi pekerti yang baik akan sentiasa dikenang orang walaupun sudah putih tulang didalam tanah.

Pucuak pauah sadang tajelo
Panjuluak bungo linggundi
Nak jauah silang sangketo
Pahaluih baso jo basi ( perhalus budi pekerti )

Pulau pandan jauah di tangah
Dibaliek pulau angso duo
Hancua badan dikanduang tanah
Budi baiak takana juo

Nak urang koto ilalang
Nak lalu ka pakan baso
Malu jo sopan kok lah hilang
Habiehlah raso jo pareso

3) TENGGANG RASO.

Perasaan manusia halus dan sangat peka. Tersinggung sedikit dia akan terluka, perih dan pedih… Pergaulan yang baik adalah pergaulan yang dapat menjaga perasaan orang lain. Kalau sampai perasaan terluka bisa membawa bencana. Kerana itu adat mengajarkan supaya kita selalu berhati-hati dalam pergaulan, baik dalam ucapan, tingkah laku maupun perbuatan jangan sampai menyinggung perasaan orang lain. Tenggang rasa adalah salah satu sifat yang dianjurkan oleh adat Minang.

Pepatah ada memperingatkan:

Bajalan paliharo kaki
Bakato paliharo lidah
Kaki tataruang inai padahannyo
Lidah tataruang ameh padanannyo
Bajalan selangkah madok suruik ( berjalan selangkah lihat kebelakang )
Kato sapatah dipikiri
Nan elok dek awak katuju dek urang
Lamak dek awak lamak dek urang
Sakik dek awak sakik dek urang

Sifat tenggang rasa ini dianggap salah satu sifat yang dinilai tinggi pula dalam ajaran adat Minang. Setiap orang Minang di tuntut untuk memiliki sifat ini…..

4) SETIA/ LOYAL

Yang dimaksudkan dengan setia adalah teguh hati, merasa senasib dan menyatu dalam lingkungan kekerabatan. Sifat ini menjadi sumber dari lahirnya sifat setia kawan, cinta kampung halaman, cinta tanah air dan cinta bangsa. Dari sini pula akan lahir sikap saling membantu, saling membela dan saling berkorban untuk sesama mereka.

Pepatah adat menyebutkan sebagai berikut:

Malompek samo patah
Manyaruduk samo bungkuak
Tatungkuik samo makan tanah
Tatalantang samo minum aie
Tarandam samo basah
Rosok aie pulang ka aie
Rosok minyak pulang ka minyak

Bila terjadi suatu konflik dan orang Minang terpaksa harus memilih, maka orang Minang akan memihak pada dunsanaknya. Orang Minang adalah sama fanatiknya dengan orang Inggeris,..” Right or wrong is my country…..or…..Right is right, wrong is wrong”.

Adat badunsanak, dunsanak patahankan
Adat bakampuang, kampuang patahankan
Adat banagari, nagari patahankan
Adat babangso, bangso patahankan

Parang ba suku samo dilipek
Parang samun samo dihadapi

Dengan sifat setia dan loyal semacam ini maka orang-orang Minang akan sentiasa mempunyai sifat nasionalisma dalam menghadapi apa jua permasaalahan global baik didalam linkungan nagari maupun bangsa mereka….

5 ) ADIL

Yang dimaksudkan dengan bersifat adil adalah mengambil sikap yang tidak berat sebelah dan berpegang teguh kepada kebenaran. Bersikap adil semacam ini sangat sulit di laksanakan bila berhadapan dengan dunsanak sendiri. Ini kerana adanya pepatah adat yang lain yang berbunyi ” adat dunsanak, dunsanak patahankan “. Menghadapi dua keadaan yang kontroversi ini, orang Minang harus pandai-pandai membawa diri dan harus bijaksana.

Adat Minang ada mengajarkan:

Bakati samo barek
Maukue samo panjang
Tibo di mato indak dipiciangkan
Tibo di paruik indak dikampihkan
Tibo di dado indak dibusuangkan

Mandapek samo balabo
Kahilangan samo marugi
Maukue samo panjang
Mambilai samo laweh
Baragieh samo banyak

Gadang kayu gadang bahannya
Ketek kayu ketek bahannya

Nan ado samo dimakan
Nan indak samo dicari
Hati gajah samo dilapah
Hati tungau samo dicacah

Gadang agieh baumpuk
Ketek agieh bacacah
( Punya banyak maupun sedikit harus dibagi merata )

6 ) HEMAT CERMAT

Saya tidak bermaksud untuk membangga-banggakan adat Minang dan nenek moyang orang Minang, tetapi cuba kita lihat apa petua nenek moyang kita orang Minang mengenai sifat hemat cermat mereka dalam urusan berkaitan dengan pengurusan manusia maupun pengurusan bahan-bahan yang terdapat dalam alam ini…..

Berkaitan dengan MANUSIA:

Nan buto pahambuih lasuang
Nan pakak palapeh badie
Nan patah pangajuik ayam
Nan lumpuah paunyi rumah
Nan binguang ka disuruah-suruah
Nan buruak palawan karajo
Nan kuek paangkuik baban
Nan tinggi jadi panjuluak
Nan randah panyaruduak
Nan pandai tampek batanyo
Nan cadiak bakeh baiyo
Nan kayo tampek batenggang
Nan rancak palawan dunie

Berkaitan dengan TANAH

Nan lereng tanami padi
Nan tunggang tanami bambu
Nan gurun jadikan parak(kebun)
Nan bancah jadikan sawah
Nan padek ka parumahan
Nan munggu jadikan pandam (kuburan)
Nan gauang ka tabek ikan
Nan padang tampek gubalo
Nan lacah kubangan kabau
Nan rawang ranangan itiek

Berkaitan dengan KAYU

Nan kuek ka tonggak tuo
Nan luruih ka rasuk paran
Nan lantiak ka bubungan
Nan bungkuak ka tangkai bajak
Nan ketek ka tangkai sapu
Nan satampok ka papan tuai
Rantingnyo ka pasak suntiang
Abunyo pamupuak padi
(….samo dengan “zero based output theory” )

Berkaitan dengan BULUH

Nan panjang ka pambuluah
Nan pendek ka parian
Nan rabuang ka panggulai

Berkaitan dengan pokok SAGU

Sagunyo ka baka huma
Ruyuangnyo ka tangkai bajak
Ijuaknyo ka atok rumah
Pucuaknyo ka daun paisok
Lidinyo ka jadi sapu

7) SENTIASA BERWASPADA

Sentiasa ada sifat berwaspada atau ambil tindakan berjaga-jaga terhadap kemungkinan bahaya yang mendatang. Sifat waspada dan siaga ini termasuk sifat yang dianjurkan oleh adat Minang seperti yang disebut dalam pepatah berikut:

Maminteh sabalun anyuik
Malantai sabalun lapuak
Ingek-ingek sabalun kanai
Sio-sio nagari alah
Sio-sio utang tumbuah
Siang dicaliek-caliek
Malam di danga-danga

8) BERANI KERANA BENAR.

Islam mengajarkan kita supaya mengamalkan “amar makruf, nahi mungkar” iaitu mengajurkan orang supaya berbuat baik dan mencegah orang dari membuat kemungkaran. Menyuruh orang berbuat baik adalah mudah tetapi melarang orang dari berbuat mungkar kadang-kadang mengundang risiko yang sangat tinggi…bisa-bisa nyawa menjadi taruhan!

Mencegah kemungkaran seperti mencuri, merampok, korupsi, minum-minum, judi dan lain-lain mengandungi risiko yang tinggi. Untuk bertindak menghadang kemungkaran seperti ini memerlukan keberanian..

Adat Minang dengan tegas menyatakan bahwa orang Minang harus punya keberanian untuk menegakkan kebenaran yakni bertindak “BERANI KARENA BENAR”. Pepatah dalam adat Minang ada menyebut:

Kok dianjak urang pasupadan
Kok dialieh urang kato pusako
Kok dirubah urang kato daulu
Jan cameh nyawo malayang
Jan takuik darah taserak

Asalkan lai dalam kabanaran
Basilang tombak dalam perang
Sabalun aja bapantang mati
Baribu sabab mandatang
Namun mati hanyo sakali
Aso hilang duo tabilang
Bapantang suruik di jalan
Asa lai angok-angok ikan
Asa lai jiwo-jiwo patuang
Namun nan bana disabuik juo

Sakali kato rang lalu
Anggap angin lalu sajo
Duo kali kato rang lalu
Anggap garah samo gadang
Tigo kali kato rang lalu
Jan takuik darah taserak

9) ARIF, BIJAKSANA,TANGGAP DAN SABAR

Orang yang arif bijaksana adalah orang yang dapat memahami pandangan orang lain serta dapat pula mengerti apa yang tersurat dan tersirat.
Tanggap artinya mampu menangkis setiap bahaya yang bakal mendatang.
Sabar artinya mampu menerima segala cobaan dengan dada yang lapang dan mampu mencarikan jalan keluar dengan fikiran yang jernih.

Ketiga-tiga sifat ini termasuk yang dinilai tinggi dalam adat Minang, seperti terlihat dalam pepatah berikut:

Tahu dikilek baliung nan ka kaki
Kilek camin nan kamuko
Tahu jo gabak di ulu tando ka ujan
Cewang di langik tando ka paneh
Ingek di rantiang ka mancucuak
Tahu di dahan ka maimpok
Tahu di unak kamanyangkuik
Pandai maminteh sabalun anyuik

Begitulah adat Minang menggambarkan orang-orang yang arif, bijaksana dan tanggap terhadap masaalah yang akan di hadapi.

Orang-orang yang sabar pula diibaratkan oleh pepatah sebagaimana berikut:

Gunuang biaso timbunan kabuik
Lurah biaso timbunan aie
Lakuak biaso timbunan sampah
Lauik biaso timbunan ombak
Nan hitam tahan tapo
Nan putiah tahan sasah
Disasah bahabieh aie
Dikikieh bahabieh basi

10) RAJIN

Sifat yang lain yang harus dipunyai orang Minang menurut adat adalah rajin seperti kata pepatah berikut:

Kok duduak marawiek ranjau
Tagak maninjau jarah
Nak kayo kuek mancari
Nak pandai kuek balaja

11) RENDAH HATI

Hidup di rantau bermakna orang Minang hidup sebagai minoriti dalam lingkungan majoriti suku bangsa yang lain. Mereka yang merantau dalam lingkungan daerah-daerah di Indonesia misalnya kurang merasakan sebagai kelompok minoriti… tetapi sekiranya mereka merantau keluar seperti ke Malaysia, ke Australia, ke Eropah dan lain-lainnya, mereka ini hidup di tengah-tengah orang lain yang berbudaya lain… bagaimana harus perantau Minang ini harus bersikap?

Adat Minang ada memberi pedoman sebagaimana berikut:

Kok manyauak di hilie hilie
Kok mengecek di bawah bawah
Tibo di kandang kambiang mengembek
Tibo di kandang kabau menguak
Di mano langiek dijunjuang
Di sinan bumi dipijak
Di situ rantiang dipatah

Pepatah diatas mengajarkan bahwa sebagai perantau yang hidup dalam lingkungan budaya lain, maka kita sebagai kelompok pendatang yang minoriti harus tahu menjaga diri dan pandai menempatkan diri. MANYAUAK DI HILIE-HILIE tidak berarti kita harus merasa rendah diri, tetapi justeru berarti kita orang yang tahu diri sebagai pendatang. Apakah kita sebagai pendatang akan selalu “menyauak di hilie-hilie”, sangat tergantung pada perkembangan selanjutnya… Bila dalam waktu singkat kita bisa menyesuaikan diri dengan linkungan, malah bila menjadi manusia teladan dan tokoh masyarakat dilinkungan baru itu, maka tidak jarang orang Minang akan menjadi Imam Masjid atau ketua desa atau pemuka masyarakat setempat. Pada saat itu, dia tidak perlu lagi “menyauak di hilie-hilie” malah mungkin sekali ” disaukkan dihulu-hulu”, di dahulukan selangkah, ditinggikan seranting, diangkat menjadi pemimpin bagaikan Penghulu dilingkungannya…

Sifat rendah hati, sama sekali tidak sama dengan rendah diri dalam arti kata “inferior”. RENDAH HATI adalah sifat terpuji, sedangkan rendah diri jelas merupakan penyakit ” inferiority complex”.

Sumber : Sifat dan Kepribadian Orang Minang dari Blog AndhiRao

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Chat WhatsApp utk respon segera
1
Chat dengan kami?
Scan the code
Halo, ada yang bisa dibantu?