Cara Render Adobe Premiere Pro Ringan – Kualitas HD
3. Setting Project sesuai Output yang akan Dibuat
Pilihlah Format Frame Squence yang benar-benar sesuai yang diperlukan. Kalau DVD pilih PAL DV standar 4:3 atau WIDE (16:9). Saya ingat waktu Pentium IV. Edit After Effect di frame Mpeg 1 frame di setting 352 x 288, VCD. Kerja dan render nggak berat.
Kenapa harus setting Squence project 4K atau Full HD 1080 kalau toh Outpunya cuma DVD/MPEG 2, memang berat. Toh jadinya juga cuma DVD? Kalau hasilnya nanti DVD cukup setting project sesuai frame nya 720 x 576… atau maximal frame 1080 x 720.
Pastikan lagi itu format output project video kita itu PAL dan bukan NTSC, sebab itu sangat berpengaruh pada hasil videonya nanti.
Waktu render dan burning format file yang sama akan lebih cepat, misal DVD PAL ke DVD PAL, seharusnya tidak perlu render lagi kan? bukannya ke format TV luar yaitu NTSC seperti Jepang dan Amerika …
Tapi kalau beda format jadi re-encod jadi lebih lama dan mengakibatkan terdetect format beda pada video saat diputar di player, atau malah gambar jadi rusak. Seharusnya berwarna malah jadi hitam putih dan bergaris, seperti TV rusak. Ini terjadi bila di Player yang negara kita yang menganut PAL sebagai system TVnya. Video kita malah NTSC.
Kalau salah format render, nanti pas burning jadi lama lagi tuh karena re-encoding. bisa berjam juga encodingnya! Jadi harus benar-benar dipastikan format TV apa yang disetting di project. Ini adalah pelajaran Tutorial Dasar Video Editing….
4. Setting Preview
Setting preview waktu edit bikin 1/2 atau bahkan 1/4 bila perlu kalau memang komputer masih terasa berat.
5. Maksimalkan Shortcut
Dalam proses Editing inilah “Skill” editing dipertaruhkan. PENTING: Penguasaan akan shortcut. Seperti misalnya kalau di Vegas Shortcut “S” (paling saya suka). Fungsinya untuk meng-Cut video yang panjang (Kalau di Premiere sama dengan Tool Razor/Silet). Shortcut lain yg perlu di mahirkan
“V” untuk “select tool”
“I” untuk “select in”
“O” untuk “Select Out”
“W” untuk ripple timeline
“B” untuk ripple select
= untuk zoom in
– untuk zoomout
Shift + (+) (memperbesar timeline editing
Shift + (-) memperkecil timeline editing
Pada prakteknya penggunaan shortcut ini sangat diperlukan. Secara Pribadi saya membagi tahap editing kepadan 3 Bagian:
Edit Kasar, pada Tahap Pertamanya setelah memasukkan source clip ke dalam timeline editing, saya akan mengcut in dan out yang goyang. maklum editor kampung, Bukan editor Film Holliwood, Bolliwood, selain shooting dokumentasi acara-acara seminar, wisuda, pernikahan ultah dll, jadi terima editan dari amatiran di sekitar.
Biasanya cameramen amatiran (malah yg sudah kerja untuk tv lokal) shooting asa-asalan pra dan pasca tekan tombol on/off. tidak mengambil masa sampai kamera tenang sebentar.
Maksud saya kadang setelah mematikan tombol record kamera off, tangan (yang pegang kamera) kameramen langsung turun sehingga belum sempurna OFF dan kamera masih merecord. Karena kamera sudah turun maka rekaman seperti jatuh. Sayaa pernah menyaksikan editan TV lokal yang masih parah rekaman seperti itu masuk dan banyak.
Proses Edit Kasar ini kadang diperlukan, bagi yang Mau hasil cepat selesai, tapi kita tidak punya cukup waktu, editan banyak bayaran tidak memadai, kalau tidak mau dibilang malas edit … ?
Edit Halus, Tahap Selanjutnya saya akan mem-play dengan cara menarik kursor mouse hingga tampilan video jadi lebih cepat dan bisa diketahui secara cepat mana video yang perlu dibuang atau di cut. langkah Pertama dan Kedua ini bisa saja dilakukan bersamaan sejalan, terserang style gaya editing masing-masing. Tool yang paling sering digunakan adalah Ripple delete …
Edit Advance, Nah setalah selesai kemudian lebih diperhalus lagi, diplay lambar lambar, disesuaikan bit lagu atau musik, kalau pake lagu, kasi lower third yang menarik, supaya lebih professional.