Orang Padang Licik ? Bagaimana Cara Menghadapinya?

Tidak semua orang Padang Licik, Banyak juga Orang Baik. Kalau ada orang licik itu cuma sedikit. Jadi bukan pada Etnik atau ke-suku-annya, melainkan pada pribadinya
Sama halnya dengan orang-orang yang berasa dari daerah lain, banyak juga yang licik dan buruk sifat watak atau perangainya.
BACA : Mertua Yang Jahat – Bagaimana Cara Menghadapinya?
Beberapa tahun yang lalu, seorang peneliti dari Universitas Indonesia menyatakan bahwa salah satu sifat dari orang Minang adalah “galie” yang diberinya arti negatif alias buruk sama dengan “licik”.
Banyak orang Minang waktu itu, termasuk tokoh-tokoh Minang, sangat berang karena merasa tersinggung “per”-nya.
Serentak mereka menantang sang peneliti untuk berdisksi secara terbuka mengenai hasil penelitiannya itu.
Orang Minang Licik dan Mau Menang Sendiri?
Pepatah Minang Mengatakan : “Taimpik nak diateh, Takuruang nak dilua”. Pepatah ini banyak yang menafsirkan artinya, kalau orang minang itu terhimpit, maka dia ingin paling atas. Dan jika dia terkurung maka dia hendak di luar.
Ada yang mengatakan pepatah ini mengajarkan untuk selalu berjuang menghadapi masalah, tapi juga ada yang mengartikan inilah prinsip hidup orang minang yang mau menang sendiri.
Kegagalan apapun yang datang, hendaklah dihadapi dengan tetap berusaha dan berjuang mencari jalan keluarnya. Semakin besar masalah, semakin besar pula ketabahan kesabaran dan usaha untuk berjuang.
Begitu pula ketika berada dalam situasi terjepit, kita diajarkan untuk berpandai-pandai mencari celah atau jalan keluar.
Orang Padang Pencimeeh? Suka Mencemooh?
Tak peduli apa yang dilakukan orang lain selalu saja ada cacat celanya. Hal ini karena kebiasaan duduk lama-lama di lapau atau di warung kopi. Walau orang Minang terkenal Diplomatif tapi hal ini diakui oleh orang minang sendiri sebagai sifat buruk.
Dikenal dengan Istilah Rape Mancik (Rapat Tikus), Rapek mancik ini adalah rapat yang tidak jelas ujung pangkalnya, setiap orang berebut bicara, tapi tidak mau bekerja. Banyak idenya, tapi tak ada satupun yang benar-benar berani melaksanakannya.
Sebagaimana para tikus yang akan menghadapi sang kucing, salah satu tikus mengusulkan supaya tau kucing itu datang sebaiknya kucing dipasangkan kalung lonceng di lehernya, supaya kalau dia datang atau berjalan, maka akan terdengar atau ketahuan.
Tapi masalahnya siapa yang akan memasangkan kalung lonceng itu ke kucing. Semua terdiam.
BACA JUGA : Arti Up dalam Status Jual Beli Online
Pertanyaan dasar dalam hal ini apakah benar orang Minang itu “galie”, dan apakah “galie itu identik dengan “licik” ataukah identik dengan “licin”, dan bukan “licik”.
Di Minangkabau, kita mengenal orang “nan ampek jinih”, sebagai tokoh dan pemuka masyarakat yaitu niniek mamak, alim ulama, cadiak-pandai, dan bundo kanduang.
Cadiak pandai di samping sebagai “urang nan ampek jinih”, juga dianggap sebagai sifat orang Minang yaitu “cadiak dan pandai”.
Apakah sifat cadiak sama pengertiannya dengan pandai. Kalau tidak sama, di mana letak perbedaannya?
Penajaman pemahaman kita tentang sifat-sifat yang selalu dihubungkan dengan watak ke-Minangkabauan ini, agaknya sangat penting kita dalami, supaya kita dapat memahami “jati diri” kita sendiri.
Dengan penajaman pemahaman itu kita akan mengetahui apakah benar kita orang Minang ini, orang galie, licik di saatu pihak serta di sisi lain kita juga bersifat cadiak dan pandai. Apakah masing-masing sifat itu seiring sejalan dalam diri kita, ataukah saling bertentangan satu sama lain.
Pertanyaan yang pokok dalam menghadapi era globalisasi, sifat dan watak Minang mana yang harus kita kembangkan. Bila kita bicara tentang pengembangan sumber daya manusia, sifat-sifat yang mana akan kita berikan prioritas dalam pendidikan generasi muda Minang khususnya.
Apakah perlu kita “malu” bila dikatakan sifat umum kita itu “galie, licik, cadiak dan pandai”. Marilah kita renungkan.
Orang Minang Galie?
Galie berarti seseorang yang bertindak untuk mempertahankan keuntungan yang sudah diperolehnya, dan sekaligus tidak lagi memberi kesempatan kepada pihak lawan untuk menebus kekalahannya.
Dulu di kampung, anak laki-laki suka bermain “ukak”, main “panda”, atau “main simbang”. Main simbang biasanya oleh anak-anak padusi.
Main ukak adalah main dengan menggunakan damar (kemiri). Pemainnya terdiri dari dua orang, masing-masing mempertaruhkan tiga butir buah kemirinya.
Cara permainan dilakukan dengan melemparkan keenam buah kemiri ke arah sebuah lubang, yang biasanya dibuat di pangkal sebuah pohon yang agak besar.
Kemiri yang masuk ke lubang dianggap miliknya si pemain, sisanya yang empat masih di luar.
Pihak lawan menentukan salah satu dari keempat kemiri yang di luar untuk dilempar dengan kemiri jantan yang dipunyai oleh pemain.
Bila kemiri yang ditunjuk kena lemparan secara tepat, maka pihak pemain dianggap memenangkan seluruh kemiri tapi kalau yag dilempar masuk ke dalam lubang setelah dilempar, maka pemain dianggap gagal dan tidak berhak atas kemiri yang di lubang, maupun yang di luar.
Kini giliran main ditukar dengan pemain yang kedua dengan cara yang sama. Pelemparan kemiri dilakukan dengan jarak sekitar tiga meter dari lubang.
Kalau seorang anak sudah menang cukup banyak, misalnya dia sudah mengantongi 20 kemiri, makan dia mulai berpikir. Akan terus main ataukah akan berhenti.
Kalau main terus bisa kalah, kalau berhenti, maka pihak lawan yang sedang kalah langsung marah dan menggerutu serta menuduh lawannya dengan kata-kata “galie ang” atau “galie wa ang”.
Jadi di sini kata galie berarti seseorang yang bertindak untuk mempertahankan keuntungan yang sudah diperolehnya, dan sekaligus tidak lagi memberi kesempatan kepada pihak lawan untuk menebus kekalahannya, atau meneruskan kekalahannya sampai landeh (habis-habisan).
Apakah sifat galie seperti ini baik atau tidak baik, perlu atau tidak perlu kita kembangkan sebagai sifat orang Minang? Marilah kita renungkan.
Liciknya Orang Padang?
Bagaimana Cara Menghadapi Orang Minang?
1. Hati-hati dalam soal urusan uang
Hati-hatilah kalau mau berbelanja, tanyakan dulu harganya berapa, bisa-bisa anda dicekik dengan harga yang tak berkira-kira.
5 Responses
[…] BACA : Orang Padang Licik? Bagaimana Cara Menghadapinya? […]
[…] BACA : Benarkah Sifat Buruk Orang Padang Licik Cadiak Galie? […]
[…] BACA : Benarkah Orang Padang Licik? Bagaimana Cara Menghadapinya […]
[…] BACA : Orang Padang Licik? Bagaimana Cara Menghadapinya? […]
[…] BACA : Orang Padang Licik Cadiak Galie – Ini Tips Bagaimana Cara Menghadapinya […]